Ironi Pendidikan Tinggi


Dokumentasi Pribadi

Karya : Septia Nada Amelia


Musim wabah menjangkit
manusia kini makin sempit
tak dapat terlepas pelik
dihantui sakit tak terlirik.

Tubuh kian melemah,
ekonomi tak berdaya
manusia dituntut beruang-uang
demi mewujudkan mimpi
capai perguruan tinggi.

Manusia yang mendewa-dewakan uang
sampai lupa tugas dan wewenang
bermain angka dengan curang
beralasan logika untuk meraup keuntungan

Aku tak kaya,
tapi hak ku jangan kau renggut.

Aku tak kaya,
tapi jangan kau sulitkan mimpiku menjadi manusia berguna.

Kau gaungkan pendidikan dapat dinikmati semua kalangan.
tapi kau berlaku bejat untuk mereka tak punya uang
sampai bengis, kau utak-atik angka agar jadi Maladewa
demi isi dompet untuk memperkaya harta.

Kata kau, semua untuk sarana, prasarana, 
fasilitas dan pembangunan kampus lebih baik.
mata ku, tak sampai memperlihat bukti
omong kosong! kataku mengutuk fakta tak sesuai janji.

Derita,
Mengais,
menggambar cita dalam balutan tangis.
Pendidikan manusiawi simbolis harmonis
Realitas tak semanis dasar hukum yang berbaris.

Sungguh ironis,
pendidikan makin komersialis
yang kaya kian berjaya
yang miskin kian sengsara.

Jambi, 18 Juli 2020

Komentar

Postingan Populer