Di Bawah Arus
Dokumentasi Pribadi
Karya : Rizki Ade Putra
di musim wabah
saat garis-garis pasar saham turun kebawah
saat usaha jual beli menjadi rebah
saat piring dan gelas mulutnya tertutup tak menghadap wajah.
di musim wabah.
saat manusia tak lebih dari labi-labi
yang menarik selimut dan hanya bersembunyi
lari terbirit-birit karena tubuh tidak sakti.
saat semua bersembunyi
ada usaha siasat mengibuli
mengutak atik angka agar bisnis tak tergunduli.
angka di utak atik,
diputar-putar sampai pada suatu titik,
lahir susunan nominal paling cantik.
angka-angka yang cantik itu
dirapalkan menjadi SPU dan UKT yang entah kemana tau.
yang membuat lutut, tangan, kepala, dan hati lebam membiru.
zaman yang meleset dari target
membuat kita terkaget-kaget
oleh para birokrat yang hanya memikirkan target
dengan logika yang memaksa diseret-seret
adik-adik kita mungkin nanti akan menangis
karena mimpinya menjadi kaum intelektualis
luluh lantak oleh kebijakan yang begitu bengis
kawan-kawanku
empat tahun yang lalu
kalau tidak menunjukan sebuah laku
mungkin mimpi kita sudah terbujur kaku
kawan-kawanku
tak bisa kita terus termangu
tak boleh kita membuat adik kita menunggu
tak pantas kita membuat mimpi mereka menjadi beku
sekarang giliran kita bergerak
sebelum semua menjadi terserak
sebelum mereka tersenyum sambil mengarak-arak.
kalau bukan kita,
lantas siapa ?
pemerintah ?
itu sama saja menunggu bulan ikut bicara !
hanya mengada-ada !
mau kalian berdiri di kanan, kiri atau tengah
tidak boleh kita mengalah
kalau tidak, kita akan kalah
adik-adik kita nanti hanya bisa menengadah.
dan kita hanya akan diingat sebagai angkatan sampah.
Jakarta, 15 Mei 2020
Komentar
Posting Komentar