Narasi Baru



International Woman's Day 2020



Perempuan-perempuan kota Jakarta
Yang tersebar dan terserak
Kebingungan dan bertanya-tanya
Terombang-ambing
Dalam pertanyaan
“Apakah kebebasan perempuan sesungguhnya ?”

Perempuan-perempuan kota Jakarta                                                                                 
Telah lama bersembunyi
Dalam sekat pertanyaan
Terkungkung dalam gelap yang tak berkesudahan

Di bentuk, dirias, dibutakan oleh keindahan
Di kurung dalam bingkai rekayasa “perempuan sejati”
Terus menerus ditelanjangi dalam ruang-ruang diskusi
Namun tetap terdiam dalam konstruksi mitos-mitos patriarki

Saudari-saudariku,
Kita bukan sekedar objek viral.
Berhentilah terdiam dan pura-pura tak tahu.
keluarlah dari persembunyianmu,
bukalah pandanganmu seluas-luasnya dan lihatlah
orang di gedung pemerintah berusaha memancang kedua kakimu di rumah-rumah

Sementara yang lain,
berusaha bersuara  membela diri,
dari berbagai bentuk pelecehan dan kekerasan,
namun bernasib naas,
menjadi korban dan dihukum oleh budaya sendiri.
oleh perempuan-perempuan sendiri

Saudari saudari ku
Angkat kepalan tanganmu.
Buka suaramu.
Gerilyakan penamu dalam narasi peradaban.
Tulis ulang mitos-mitos yang telah menyeretmu kedalam goa yang gelap

perjuangan yang sedari awal kita bangun
melawan patriarki diluar sana
sebuah lahan yang kita bentuk sendiri
seringkali terhempas oleh lahan yang telah lama terbentuk

kawan-kawanku
Mentari telah menunjukan wujudnya lagi.
Ini jaman baru. Jaman dimana tidak dibenarkan lagi perempuan hanya jadi teman tidur
Jaman dimana tidak dibenarkan lagi perempuan hanya menjadi bayangan laki-laki
Jaman dimana tidak dibenarkan lagi perempuan hanya menjadi pilihan kedua.
Jaman dimana tidak dibenarkan lagi kebenaran hanya ada di laki-laki atau perempaun.

Kawan-kawan ku
Perempuan-perempuan kota Jakarta
Katakan ya pada kemanusian
Katakan tidak  ketidak adilan.

Jakarta, 8 Februari 2020

Komentar

Postingan Populer